LETAK INDONESIA SECARA UMUM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Geografi Regional Indonesia
Yang di bimbing oleh
Sanuriawati, M.Pd
Oleh Kelompok I:
1.
SITI
UMIANIK
2.
STEFANIA MARIANA MBIRI
3.
EMILIAN F.TONGA
4.
ALIFUDIN
5.
MUHAMMAD DIDIK
6.
IGNASIUS PATI WUJON
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI GEOGRAFI
UNIVERSITAS
KANJURUHAN MALANG
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji syukur alhamdulillah penyusun dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Letak Indonesia Secara Umum.
Pada kesempatan ini penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan karena
adanya bantuan beberapa pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sanuriawati,
M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah Geografi Regional Indonesia, serta
kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan dan temen-teman
yang berpatisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
penyusun khususnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa yang lainnya pada umumnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Malang , November 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai bagian dari wilayah di
permukaan bumi dianggap sebagai suatu region berdasarkan kenyataan bahwa antar
bagian wialayah Indonesia mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya
keamaan iklim, keamaan letak, kesamaan bahasa dan ideology, kesamaan budaya,
dan yang paling penting secara hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan
satu kesatuan hukum Negara yang berasal dari wilayah bekas jajahan Hindia
Belanda ditambah dua daerah istimewa, Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan
Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
Secara umum, Indonesia
sebagai Negara kepulauan (archipelagic state) fisigrafis wilayah
Indonesia yang terdiri dari 18.210 pulau memiliki kondisi fisiografis
yang sangat kompleks, dari bentuk fisiografis yang sederhana sampai
bentuk yang kompleks. Sebagian wilayah Indonesia berupa laut, yakni luas
wilayah laut 5 juta km2, luas daratan sekitar 1,9 juta km2 dan pantai
tropical terpanjang di dunia, yakni 81.000 km2. Menurut letak geografisnya Indonesia
terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua
samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Diketahui secara
geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai
Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia
dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ±
17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483
km2
Berdasarkan letak
astronomisnya indonesi berada diantara 6 drjt LU-11 drjt LS dan antara 95 drjt BT-
141 drjt BT
Secara administratif wilayah Indonesia dibagi
menjadi 33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan melepasnya
Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif, dan sejak tahun 1999 dengan
lahirnya Undang-undang Nomorj
22 tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region propinsi telah menjadi 33
region).
Flora
dan Fauna di Indonesia dibagi menjadi 3 yang pembagiannya dibatasi oleh garis
Wallace, Weber, dan Lydeker.
Berdasarkan klasifikasi iklim matahari ini Indonesia
termasuk beriklim tropic, karena wilayah Indonesia berada di bawah lintang 33,5
baik di utara maupun di selatan
Persebaran
penduduk Indonesia dengan cirri- cirri
sebagai berikut:
1.
Kelompok ras Austronesia-melanesoid (papua
melanezoid), ada yang menyebar kearah barat dan ada yang menyebar kearah timur.
Mereka yang menyebar kearah timur menduduki wilayah Indonesia bagian timur :
Papua, Pulau Aru da Pulau Kai.
2.
Kelompok ras negroid , yang sekarang
menjadi orang semang di semenanjung malaka , orang mikopsi di kepulauan Andaman
3.
Kelompok ras Weddoid, antara lain sakai
di Siak Riau, orang Kudu di Sumatera Selatan , Jambi, orang Tomuna di pulau muna , orang Enggano
dipulau Enggano, dan orang mentawai di kepulauan mentawai.
4.
Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang
dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Ras Proto Melayu ( Melayu Tua ) antara
lain suku Batak, Toraja dan Dayak. Ras Deutro Melayu ( melayu muda ) antara
lain suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali .
1.2 Rumusan Masalah
Dari
uraian diatas maka maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
kondisi umum letak geografis Indonesia?
2. Bagaimana
pengaruh letak astronomis Indonesia terhadap sifat dasar iklim di Indonesia?
3. Faktor
apa saja yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia?
2.3
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah
1. Menjelaskan
kondisi umum letak geografis Indonesia
2. Menjelaskan
pengaruh letak astronomis Indonesia tehadap sifat dasar iklim di Indonesia
3. Menjelaskan
faktor – faktor yang mempengaruhi persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Geografi Regional
Geografi Regional merupakan deskripsi yang
komprehensif-integratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam relasi
keruangannya di suatu wilayah. Geografi Regional adalah suatu bagian atau
keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah. Dapat
pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi penyebaran
gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik local, negara, maupun
continental.
Pada Geografi Regional, seluruh aspek dan gejala
geografi ditinjau dan dideskripsikan secara bertautan dalam hubungan integrasi, interelasi
keruangannya. Melalui interpretasi dan analisa geografis regional ini, karakteristik
suatu wilayah yang khas dapat ditonjolkan, sehingga perbedaan antar wilayah
menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja, 1988
Berdasarkan struktur keilmuan geografi, maka
geografi regional bukanlah salah satu cabang dari geografi manusia ataupun geografi
fisik. Tetapi geografi regional merupakan bagian dari geografi yang bertugas untuk
menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan (asosiasi, relasi, interelasi,
interakasi, inter- dependensi) unsur fisik dan manusia yang ada pada suatu
region tertentu pada waktu tertentu.
Asosiasi dan
korelasi gejala geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak hanya meliputi
proses keruangannya saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan urutan waktunya.
2.2 Geografi Regional Indonesia
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di atas,
dapat dinyatakan bahwa Indonesia merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk
kepulauan nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850.
Indonesia sebagai bagian dari wilayah di permukaan bumi dianggap sebagai suatu
region berdasarkan kenyataan bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya keamaan iklim, keamaan letak, kesamaan
bahasa dan ideology, kesamaan budaya, dan yang paling penting secara hukum
antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang
berasal dari wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah dua daerah istimewa,
Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Bila
dianalisis lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah
Indonesia bukanlah satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila
kriteria pengklasifikasian region itu dibuat secara makro, misalnya criteria 12
region berdasarkan iklim matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (0 -
23,50 LU/LS), subtropik (23,50LU/LS - 66,50 LU/LS), dan iklim polar (66,50
LU/LS - 900 LU/LS), maka seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan
sebagai suatu region iklim tropic.
Bentuk-bentuk wilayah negara dilihat dari fisiografisnya
terdiri dari bentuk kompak (contigous shape) dan tidak kompak (non-contigous
shape). Bentuk kompak terdiri dari bentuk membulat dan memanjang (sejajar pantai
dan tegak lurus pantai). Bentuk tidak kompak, terdiri dari bentuk fragmental
(kepulauan), terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape),
dan lingkar laut (sircum marine).
Region Indonesia merupakan kepulauan (archipelagic
state), yang berarti region ini berbentuk tidak kompak (noncontigues
shape), tetapi terpisah-pisah oleh perairan. Meski demikian perairan
tersebut dalam konsep negara kesatuan tidak menjadi batas pemisah antar
wilayah/pulau karena adanya kesamaan/keseragaman tertentu.
Sebagai sebuah region yang luas (lebih dari 5 juta
km2, dengan luas daratan ± 2.206.833 km2), Indonesia harus mempunyai
batas-batas wilayah yang jelas dan dapat membedakan dengan wilayah lain. Batas wilayah
diperlukan untuk keperluan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan negara.
2.3
Pembagian Wilayah Indonesia
Indonesia merupakan region dalam skala besar yang
dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya lebih umum, sehingga apabila kita hendak
membagi region Indonesia menjadi beberapa region yang lebih detail sangat
dimungkinkan, misalnya region Indonesia dapat dibagi menjadi region/rezim iklim, region
budaya, region persebaran binatang, region berdasarkan struktur geologisnya,
dan lain-lain.
Menurut
letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan
Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal
sebagai Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah
Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan
memiliki ± 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas
perairan 3.257.483 km2
Berdasarkan letak
astronomisnya Indonesia berada diantara
6 drjt LU-11 drjt LS dan antara 95 drjt BT- 141 drjt BT.
1. Region
Administrasi
Secara administratif wilayah Indonesia dibagi
menjadi 33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan melepasnya
Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif, dan sejak tahun 1999 dengan lahirnya
Undang-undang Nomor 22 tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region propinsi
telah menjadi 33 region).
Penambahan
jumlah propinsi sebanyak 7 buah, yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri), Propinsi
Banten, Propinsi Gorontalo, Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Maluku Utara,
Propinsi Irian dipecah menjadi 3 (Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga
Pulau Papua bertambah 2 propinsi. Secara administrative luas wilayah Indonesia
adalah 5.000.000 m2, terdiri dari 2.206.833 km2 berupa daratan dan 3.000.000 km
2 berupa lautan.
2. Region
Geologis
Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya
Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal kepulauan nusantara ini. Rutten
yang didukung oleh Van Bemellen menyatakan bahwa awal pembentukan kepulauan
nusantara dapat ditelusuri dari bukti-bukti, yakni dimuali dengan tenggelamnya
Zone Anambas, yang merupakan Kontinen Asal, diperkirakan terjadi pada pada 300
juta tahun yang lalu (pada kurun geologi Devon). Tenggelamnya zone Anambas ini mengakibatkan
wilayah di sekitarnya mencari keseimbangannya sendiri.
Dalam rangka mencari keseimbangan itulah
berturut-turut bagianbagian dari muka bumi ini ada yang timbul kembali dan ada
yang tenggelam secara perlahan-lahan dalam kurun waktu geologi tertentu (Sandy,
1996).Untuk sampai pada bentuknya yang sekarang, konon Landas K ontinen Sunda (Indonesia bagian barat)
telah mengalami delapan kali/tahap pembentukan daratan (orogenesa).
Di bagian Indonesia timur kejadiannya hampir sama
dengan bagian barat, Kontinen Asal di bagian timur oleh Van Bemmelen disebut
Central Banda Basin atau yang kita kenal dengan nama Laut Banda—mengalami
pembentukan sebanyak tujuh tahap.
Berdasarkan perkembangan geologi tersebut, dapat
dinyatakan bahwa wilayah Indonesia merupakan titik temu dari tiga gerakan
lempeng bumi, yakni : gerakan dari sistem Sunda di barat; gerakan dari sistem pinggiran di Asia Timur; gerakan dari sistem Sirkum Australia. Ketiga
gerakan tersebut menyebabkan Indonesia menjadi jalur vulkanisme (pada jalur
luar/outer) dan gempa yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
Indonesia.
Akibat banyaknya vulkan, maka tanah Indonesia menjadi
tanah yang subur sehingga dapat memberi penghidupan/bahan pangan bagi penduduk,
disamping kadangkala membawa malapetaka. Karena Indonesia merupakan jalur
vulakanisme (terangkai melalui sebuah busur yang terbentang dari Pulau We
sampai ke Indonesia bagian timur (Maluku) dan juga Sulawesi, sampai ke
Kepulauan Sangihe dan talaud, maka di Indonesia terdapat banyak vulkan (gunung
api), kurang lebih berjumlah 129 vulkan.
Regionalisasi wilayah Indonesia berdasarkan kondisi
geologisnya secara detail dapat dilihat kembali pada catatan kuliah Geologi Indonesia
3. Region Fauna dan flora
Region fauna menurut para ahli berkaitan dengan
kondisi geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara dunia binatang dan dunia
tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara. Ada tiga (3) daerah fauna di Indonesia yang
pembagiannya dibatasi oleh garis Wallace, Weber, dan Lydeker.
Orang pertama yang melakukan regionalisasi flora dan
fauna di Indonesia adalah Alfred Russel Wallace seorang ahli ilmu alam yang selama
8 tahun (1854-1862) melakukan penjelajahan di kepulauan nusantara. Ia membatasi
region berdasarkan tempat persebarannya, yakni untuk wilayah Landas Kontinen
Sunda (wilayah Indonesia bagian barat) yang dibedakan dari region fauna-flora
di sebelah timurya. Sesuai dengan nama pemberi batasnya, garis tersebut
dinamakan Garis Wallace. Batas region flora-fauna di sebelah
timur dibuat oleh Weber, yakni untuk membedakan flora-fauna yang berada di
landas kontinen Sahul dengan flora-fauna di bagian timurnya. Garis tersebut
dinamakan garis Weber.
Namun
demikian, ternyata di landas kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi,
terutama di Maluku-Halmahera, sehingga diberi batas dengan garis Lydeker. Garis
Lydeker membedakan flora fauna landas Kontinen Sahul dengan region Australis.
Fauna di Indonesia bagian barat dikenal dengan kelompok fauna asiatis. Fauna di
Indonesia bagian tengah merupakan fauna peralihan antara fauna Asiatis dengan
fauna Australis. Fauna di Indonesia bagian timur ditempati oleh fauna
Australis.
4. Region budaya
Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar
budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya Jawa, Region budaya Sunda,
Region Budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas,
sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsure budaya tersebut, misal:
unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-istiadat, makanan khas, bentuk
tempat tinggal, dan lain-lain.
5. Region
Aktivitas Penduduk
Aktivitas utama penduduk suatu wilayah kemungkinan
berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah lainnya. Oleh karena itu aktivitas
penduduk yang biasanya diidentikkan dengan mata pencaharian dapat dijadikan
dasar untuk melakukan regionalisasi, misalnya ada region pertanian, region
perdagangan, region nelayan, dan lain-lain.
6. Region
iklim
Iklim adalah unsur geografis yang sangat penting
dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Sangat pentingnya kedudukan iklim ini
didasarkan atas kenyataan bahwa manusia tidak dapat menghindarkan diri dari
pengruhnya dan tidak dapat pula manusia mengendalikannya (Sandy, 1996).
Ada empat sifat dasar iklim di yang ditentukan oleh
faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni :
1. Indonesia
mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan tinggi), karena letaknya di
sekitar garis katulistiwa.
2. kondisi
Indonesia yang berupa kepulauan, yang tentu saja diselingi laut dan selat yang
menyelingi pulau-pulau tersebut menyebabkan
perbedaan suhu harian (amplitudo) antara siang dan malam relative kecil,
mengakibatkan pula kelembaban udara selalu tinggi, bahkan di daerah-daerah yang
dianggap kering seperti di Nusa Tenggara Timur sekalipun kelembaban udara masih
sekitar 70-80 %. Dengan
demikian, angin yang berhembus di Indonesia terasa nyaman, tidak kering dan
panas sebagaimana di Negara-negara yang jauh dari laut atau negara-negara arid.
Kedaan udara Indonesia yang selalu lembab/basah inilah maka iklim Indonesia
disebut iklim tropic basah.
3. letak
kepulauan Indonesia yang berada diantara posisi silang Benua Asia dan
Australia, dengan musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya angin musim di
atasnya, serta membawa pergiliran musim hujan dan musim kemarau di kepulauan
Indonesia. Di Indonesia hanya terdapat dua musim, karena letak Indonesia yang berada
diantara garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu matahari (disebut
peredaran semu karena sesungguhnya bukan posisi mataharinya yang berubah,
tetapi posisi buminya yang berubah terhadap
matahari ketika bumi sedang berrevolusi mengitari matahari), dimana posisi
matahari ini mempengaruhi sistem tekanan udara dan penguapan air laut yang
merupakan bagian dari siklus hidrologi (hujan).
4. Indonesia
bebas dari angin siklon dan anti siklon, karena angin
siklon terjadi di daerah lintang ≥100 LU/LS. Iklim
Matahari Pembagian iklim yang didasarkan pada garis lintang dan ataskedudukan
letak semu matahari terhadap permukaan bumi, dan temperatur. Iklim ini dibagi menjadi
3, yakni : iklim tropis, iklim sedang, dan iklim kutub.1)Iklim
tropic terletak
diantara 23,50 LU/LS, dengan temperature bulan terdingin lebih besar dari 180
C.2)Iklim
sedang terletak
diantara 23,50 LU/LS – 66,50 LU/LS, temperature bulan terdingin < 100 C.3)Iklim Kutub, terletak di antara 66,50 C
– 900 C.
Berdasarkan klasifikasi iklim matahari ini Indonesia
termasuk beriklim tropic, karena wilayah
Indonesia berada di bawah lintang 33,5 baik di utara maupun di selatan.
2.4
Fisiografis Wilayah Indonesia
Secara umum, Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelagic
state) fisigrafis wilayah Indonesia yang terdiri dari 18.210 pulau memiliki
kondisi fisiografis yang sangat kompleks, dari bentuk fisiografis yang sederhana
sampai bentuk yang kompleks. Sebagian wilayah Indonesia berupa laut,
yakni luas wilayah laut 5 juta km2, luas daratan sekitar 1,9 juta km2
dan pantai tropical terpanjang di dunia, yakni 81.000 km2.
Pembagian wilayah
fisiografis Indonesia secara menyeluruh sulit dilakukan mengingat masing-masing
pulau memiliki kompleksitas penampakan sendiri-sendiri. Oleh karena itu
beberapa ahli geologi acapkali membahas kondisi fisiografis indoenesia
secara umum berdasarkan pulau-puau besar.
Kondisi Geologis
Sejarah
geologis wilayah Indonesia dalam kajian geografi regional, pembahasan kondisi
regional dapat dilakukan dengan satuan wilayah secara sempit maupun luas
misalnya: Vulkanisme dan kegempaan, Potensi geologis, Pengaruh kondisi geologis
terhadap kehidupan penduduk
Kondisi Geomorfologis
a. Pembagian wilayah
geomorfologis
b. Pengaruh kondisi geomorfologis
terhadap kehidupan penduduk
Kondisi
Hidrologis
a. Sungai
b. Air tanah
c. Danau, rawa,
d. Laut
e. Pengaruh kondisi hidrologis terhadap
kehidupan penduduk
Kondisi
Meteorologis dan Klimatologis
a. Curah hujan
b. Temperatur
c. Angin
d. Kelembaban
e. Pengaruh Kondisi Meteorologis dan
klimatologis terhadap kehidupan penduduk
2.5 Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi , kepulauan Indonesia
yang merupakan gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia. Terbukti bahwa
Indonesia rupakan Negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari
beberapa suku bangsa yang menyebar dari pulau we sabang ( ujung sumatera utara) sampai merauke
( ujung papua) . keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah
disebutkan bahwa Indonesia terletak di Cross position ( posisi silang). Bukan
saja suku bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia tetapi juga
keanekaragaman kepercayaan (agama) dan bahasa Indonesia menjadi bahasa
persatuan dan bahasa – bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan
setiap orang yang melaluinya bahkan hal itu sudah terjadi sejak satu juta tahun
yang lalu pada zaman prasejarah . seperti persebaran manusia dengan cirri-
cirri sebagai berikut:
1.
Kelompok ras Austronesia-melanesoid (
papua melanezoid), ada yang menyebar kearah barat dan ada yang menyebar kearah
timur. Mereka yang menyebar kearah timur menduduki wilayah Indonesia bagian
timur : Papua, Pulau Aru da Pulau Kai.
2.
Kelompok ras negroid , yang sekarang
menjadi orang semang di semenanjung malaka , orang mikopsi di kepulauan Andaman
3.
Kelompok ras Weddoid, antara lain sakai
di Siak Riau, orang Kudu di Sumatera Selatan , Jambi, orang Tomuna di pulau muna , orang Enggano
dipulau Enggano, dan orang mentawai di kepulauan mentawai.
4.
Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang
dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Ras Proto Melayu ( Melayu Tua ) antara
lain suku Batak, Toraja dan Dayak. Ras Deutro Melayu ( melayu muda ) antara
lain suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali
BAB III
PENUTUP
3.I
KESIMPULAN
Indonesia merupaka Negara kepulauan
yang memiliki keragaman bentuk muka bumi yang sangat komplek baik di daratan maupun didasar laut . Selain
keragaman bentuk muka bumi Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun
letak astonomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim sedangkan letak
geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Indonesi juga
meliki keragaman budaya berdasarkan suatu suku/ ras yang besar. Kondisi yang
demikian ini ternyata memiliki hubungan yang erat dengan segala aktifitas
manusianya atau dalam kata lain bahwa kondisi suatu wilayah tidak akan terlepas
dari keadaan fisiknya .
Diketahui secara
geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai
Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia
dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ±
17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483
km2
Berdasarkan letak astronomisnya
Indonesia berada diantara 6 drjt LU-11
drjt LS dan antara 95 drjt BT- 141 drjt BT
Menurut
letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan
Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik.Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab
tidak hanya kondisi alam yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi
juga lintas benua dan samudera ini berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban,
dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang kita miliki.
3.2 SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
I Made Sandy,
1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Penerbit Jurusan
Geografi FMIPA Universitas Indonesia-PT. Indograph Bakti.
Suparmat, 1989. Geografi
Regional Negara Berkembang. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi.
Yakub Rais (ed),
2004. Menata Ruang Laut Terpadu. Jakarta: Pradi Paramitha
Sukardi,
2009. Letak Indonesia.( online )
(http://mr-geo-mtsn.blogspot.com/2009/07/letak-indonesia.html. akses: 31
oktober 2012)
arvie.2011. Peredaran Semu Matahari. (online)
(http://jidaimnida.blogspot.com/
2011/11/peredaran-semu-tahunan-matahari.html. akses: 31 oktober 2012.)
0 komentar:
Posting Komentar